Rabu, 25 Juli 2012

PENDAHULUAN



Alhamdulillah, Segala puji kita panjatkan kepada Allah SWT, salam serta sholawat semoga tetap pada junjungan kita Rosulullah saw beserta keluarganya, para sahabat, tabi’in, tabiut tabi’in serta para pengikutnya sampai hari akhir.
            5 langkah mudah membentuk dan mengoptimalkan Baitul Maal Masjid, TPL (Tidak Pakai Lama) dan TPS (Tidak Pakai Sulit) itulah tema utama yang saya sajikan dihadapan para pembaca sekalian. Tema ini saya angkat dari sekian banyaknya persoalan ummat di masjid kita selama ini yang tak mampu terselesaikan dengan baik, baik itu pembinaan TPA/TPQ, Pengkaderan remaja, Tata administrasi yang baik, terlebih lagi pengelolaan keuangan masjid.
Selain itu masih banyak pula ummat, khususnya para takmir masjid yang tidak memahami tentang pentingnya membentuk dan mengoptimalkan Baitul Maal Masjid secara baik. Sehingga ketika ide dan gagasan membentuk dan mengoptimalkan Baitul Maal Masjid dimunculkan banyak yang membantah dan ada pula yang menganggap tak mungkin bisa diwujudkan, terlebih lagi Baitul Maal Masjid yang sedang kita paparkan pada buku ini bisa jadi akan banyak mendobrak tatanan dan budaya kita dalam mengelola masjid kita selama ini. Adapun pandangan tersebut antara lain :
1.       Ketika ide dan gagasan membentuk dan mengoptimalkan Baitul Maal Masjid kita sampaikan di tengah ummat, banyak dari mereka yang memahami bahwa yang kita bawa adalah konsep BMT (Baitul Maal wa Tamwil) sebagaimana yang dipahami oleh kebanyakan kaum muslimin selama ini. Padahal konsep Baitul Maal Masjid sangat berbeda, selain itu konsep BM yang kita kemas dengan tema membangun desa/kampung berbasis Baitul Maal Masjid ini memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan konsep BMT yang saat ini muncul, walaupun kita juga tidak menafi’kan bahwa konsep BMT hari ini banyak pula manfaat yang bisa dirasakan oleh kaum muslimin. Adapun kelebihannya antara lain :
a.  Menjadikan masjid sebagai basis utama pembangunan ummat,  baik dari sisi ilmu syar’i maupun ekonomi umat, sedangkan BMT yang saat ini muncul banyak yang justru bisa berkembang ketika menjauh dari masjid. Sehingga banyak kita jumpai BMT yang tidak bisa bersinergi dengan masjid, bahkan dalam prakteknya mirip-mirip (walaupun tak sama) dengan bank yang ada saat ini. Adapun Baitul Maal Masjid sudah pasti harus berbasis di masjid, jika kita menjumpai ada baitul maal yang belum berbasis masjid, karena beberapa faktor pada akhirnya nanti muaranya juga akan kembali ke masjid.
b.   Basis dukungannya kalau di BMT pada sisi anggota atau nasabah BMT dan mengharuskan berbadan hukum, sehingga sangat di mungkinkan hanya sedikit orang yang bisa terlibat. Sedangkan Baitul Maal Masjid basis dukunganya yakni masyarakat secara umum, khususnya mereka yang tidak mampu dan tidak ada keanggotaan dengan syarat-syarat tertentu.
c. Sekalipun konsep yang diusung adalah Baitul Maal Masjid tetap tidak meninggalkan pembentukan basis ekonomi ummat, yang dibangun setelah Baitul Maal Masjid mampu terbangun dengan baik di tengah kaum muslimin. Sehingga sektor ekonomi, baik itu transaksi keuangan dan lainnya tidak mengharuskan adanya kantor dengan beban operasional yang tinggi.
d.    Motivasi yang ditanamkan pada Baitul Maal Masjid atas dasar tolong menolong dan berukhuwah Islamiyyah dan bukan atas dasar bisnis  
2.   Adapula yang memahami bahwa dengan diterapkannya Baitul Maal Masjid, maka secara otomatis akan menghabiskan dana kas masjid yang ada selama ini karena dana kas yang ada harus segera di salurkan pada mereka yang berhak dan tidak boleh disimpan atau di endapkan di luar batas kewajaran.  

3.     Bahkan ada anggapan pula bahwa Baitul Maal Masjid yang sedang kita gulirkan di tengah-tengah masyarakat nantinya ujung-ujungnya minta dana ke masyarakat melalui Baitul Maal Masjid  yang kita kelola, sehingga masyarakat menjadi sasaran untuk penggalangan dana
Pandangan sebagaimana yang telah saya sampaikan diatas adalah sekelumit dari banyaknya pandangan yang muncul di tengah-tengah ummat dalam merespon munculnya ide dan gagasan membentuk dan mengoptimalkan Baitul Maal Masjid. Munculnya pandangan di atas lebih karena tak memahaminya peran dan fungsi masjid sebagai penopang ummat, khususnya Baitul Maal Masjidnya. Akhirnya hadirnya Baitul Maal Masjid   disikapi dengan pandangan dan cara yang keliru pula.
Konsep membangun desa/kampung berbasis Baitul Maal Masjid  ini hanya sekedar istilah agar kita mudah untuk memahami  pengelolaan dana di masjid kita hari ini. Jika kita merujuk pada tata kelola pemerintahan Islam, Istilah Baitul Maal hanya untuk pemerintahan Islam yang lebih pas untuk memakainya. Semoga dengan adanya istilah ini, akan lebih mendekatkan istilah Baitul Maal Masjid  di hati kaum muslimin, sebab mereka kebanyakan masih sangat asing dengan isilah Baitul Maal Masjid  .
Pembaca sekalian buku yang ada dihadapan anda ini hanya sekelumit persoalan yang terkait peran dan fungsi masjid kita hari ini, khususnya Baitul Maal Masjid. Tapi paling tidak dengan sedikitnya pembahasan dalam buku ini tak akan mengurangi manfaat, kandungan makna, serta pesan-pesan penting yang ada di dalamnya sebagai upaya kita mendorong pembangunan ummat basis Baitul Maal Masjid. Akhirnya kami hanya bisa menyampaikan selamat menyimak ulasan buku sederhana ini dan mengambil manfaat yang banyak dari buku yang ada dihadapan anda saat ini.

Solo, 1 Muharram 1433 H / 27 November 2011
Salam Perjuangan

Nashrullah Jumadi    

2 komentar:

  1. Assalamu'alaikum Ustadz..

    Terima kasih ustadz atas kiriman bukunya. Semoga saling menguatkan dan memberi manfaat.
    Ayo.. trus semangat...!! Semangat...!

    BalasHapus
  2. Saya minat dengan Buku tersebut, dimanakah saya bisa dapatkan? Kalau membeli, bagaimana caranya.

    Mohon informasinya dapa dikirim ke wawan.s.singaperwira@facebook.com

    terimakasih.

    BalasHapus